Sabtu, 05 Desember 2015

Angin masih merayu manja kala duduk di bangku kayu yang masih sedikit basah
maklum sempat disiram hujan sore tadi.
Lalu lalang motor dan mobil silih berganti memenuhi lensa kacamata yang sedikit berembun
maklum kota ini makin dingin belakangan.
Dirogohlah komputer jinjing dari tas hitam besar yang dari tadi menggangu pundak
maklum berat dan harus ditopang sambil berjalan.

Jam tangan digital berwarna merah dan hitam sudah menggambarkan waktu jam sembilan malam
Rasanya pengen nyentuh kasur kosan, tapi lentera kuning ditepian tugu seakan menahan
Perlahan jemari asik menyentuh tombol-tombol dan menceritakan semuanya
Kata demi kata meluncur dilaman blog yang sudah makin jarang diperbaharui isinya
Diselingi kebahagiaan-kebahagiaan orang-orang yang berjalan dengan damainya

Hingga akhirnya datang orang lain menempati bangku kayu yang sudah tidak lagi basah
Yang juga sibuk dengan komputer jinjingnya membuka laman mesin pencari terkenal
Entah apa yang dia cari.

Kombinasi syahdu air mancur dan semilir hawa kota yang akhir-akhir ini selalu hujan
membuat berat beranjak dari sini, walau perlahan kelopak mata hampir menutup
Tak satupun pikiran berat terbersit di otak, dan segala tekanan di dalam hati
semua hilang seolah terbawa angin malam menjauh dari tempat ini

Sesekali melihat notifikasi pesan online berwarna hijau dan membacanya
Tanpa dasar, dia yang tadi disebelah sudah hilang
Entah dia kemana.

Sabtu malam yang semakin pekat seolah melantunkan gambang kemaha dahsyatan Dia
Memainkan nada-nada penentram nurani memasuki relung-relung terkecil insan ini
Berkolaborasi membentuk gabungan suara indah dalam setiap hembusannya
Senandung alam yang kian mengukuhkan Dialah yang paling berkuasa

Untukmu angin malam
yang kunikmati di sabtu malam

FAUZAN BERCERITA . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates