Cuap Cuap Jaman Kebalik

Cuap Cuap Jaman Kebalik

Posted by Fauzan Fakhrurrozi on Sabtu, November 30, 2013 in

Halo semuanyaa....
Apa kabarnya? Semoga senantiasa baik
Aamiin...

Kali ini gue mau cuap-cuap lagi. Jadi kalo mau menikmati, ya monggo.

Semua tau kan akhir-akhir ini lagi sibuk ngebahas Farhat Abbas vs Al+El. Semua juga mungkin udah pada tau sebab musababnya. Intinya sih masalah itu udah terkenal banget dehya. Gue bukan ngedukung Farhat atau Al+El, tapi gue cuma mau sekedar cuap-cuap ajasih. Tapi inget, jangan ada twitwar atau postwar diantara kita ya ;;)

Oke, Farhat Abbas memang seorang pengacara yang terkenal. Tetapi dengan ocehannya selama ini keliatannya kaya bocah banget ya. Ucapannya kadang seenak jidat. Apalagi semuanya dilibas sama dia. Mulai dari Nikita Mirzani, Zaskia Gotix, sampe ya ini Al+El. Kadang-kadang omongannya sih emang bener, tapi lebih banyak yang ngaconya Naudzubillah.

Lanjut ke dua bocah anak Ahmad Dhani dan Maia Estianty. Dua bocah ini emang laki (kata bapaknya dan fans-fansnya). Tapi dari kelakuannya selama ini kayaknya emang kaya bocah songong. Inget, jangan ada twitwar atau postwar diantara kita ya ;;). Entahlah itu turunan dari bapaknya atau emaknya gue gaikut campur.

Ketika masalah ini muncul, banyak hal yang gue gak abis pikir lagi gitu. Menurut info, si bapaknya mempersilahkan sang Anak untuk melawan bapak-bapak yang kekanak-kanakan. Menurut si Bapak, ini suatu cara membela sang Bapak yang sedang dihujat. Jadi ibaratnya ini Halal. Tapi, si Emaknya justru minta si Anak ini pada minta maap sama si bapak-bapak yang kekanak-kanakan. Otomatis si Bapak gasudi anaknya minta maap ke bapak-bapak yang kekanak-kanakan itu.

Emang jaman udah kebalik kali ya, kenapa kalo urusan berantem-beranteman gini keknya didukung oleh banyak pihak seolah-olah mereka emang petarung ulung gitu. Malah kayak sabung ayam-_-. Ada seorang pengacara yang mau ngasih uang jutaan rupiah buat yang menang, ada promotor yang siap untuk menggelar Tarung Tinju mereka bertiga. Entah apa yang ada dibalik pikiran semua orang. Mereka kaya ngeliat tayangan atau tontonan yang menarik untuk ditonton. Aneh, aneh banget.

Sebagai seorang anak, cara membela bapak dengan tarung agaknya kurang tepat. Selama masih bisa upaya diplomasi, why not?. Tapikan itu buat nunjukin laki atau bukan trus itu bisa dijadiin acuan laki atau bukan? Kalo setelah tarung kalah, pihak yang kalah dibilangin bukan laki bisa? Apa wujud pembuktian laki atau bukan cuma dengan cara tarung? Ini zaman modern atau zaman Yunani sih. Lagi-lagi no offense loh ya.

Ya emang juga sih si bapak-bapak yang kekanak-kanakan ini ngapain nyampurin urusan orang. Doi udah ngedeklarasiin jadi Capres Muda, kenapa gak fokus ngurusin begituan?. Kemaren doi juga sempet ikut jadi Cabup Kolaka, walopun gagal. Saat ini juga doi termasuk ke Calon Anggota DPR RI dari Partai Demokrat. Kenapa gak jaga elektabilitas ajasih? Ngerasa elektabilitasnya udah bagus atau emang ini ajang untuk ningkatin popularitas jadi elektabilitasnya ikutan naik? Yang gabisa difikirin, kalo nanti bener-bener duduk di DPR, bakal jadi apa entar......

Lantas, Komnas Anak sama Peradi (Persatuan Advokat Indonesia) dimana? Mereka pada melindungi diri sendiri atau malah mau ikutan nonton juga? Pihak kepolisian juga kayaknya anteng aja. Ah zaman edan emang. Kalau nantinya anak-anak Indonesia pada pengen membela ayahnya dengan cara begitu gimana? Rasa malu sih menurut gue yang ada nantinya.

Lagi-lagi gue emang bukan pendukung Farhat ataupun Al+El. Tapi boleh dong sebagai anak juga nyampein cuap-cuapnya. Mending lu lu pada ketemu, dialog, damai, kelar. Buktiin laki apa bukan? Liat aja punyanya ndiri masing-masing. Simple!

#nooffense

#JanganAdaTwitwarDiantaraKita

#JanganAdaPostwarDiantaraKita

#Damai

Continue Reading

HARI GURU: Ironi para Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

HARI GURU: Ironi para Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Posted by Fauzan Fakhrurrozi on Senin, November 25, 2013 in

Hari ini kembali diperingati hari guru. Apasih hari guru? Sebenarnya hari guru merupakan peringatan Hari Lahir Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) setiap tanggal 25 November. Sehingga karena itulah, 25 November diberi ucapan Hari Guru.

Guru acap kali disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Sebutan itu didasarkan sifat guru yang tulus mengajarkan berbagai ilmu yang mereka kuasai kepada pelajar yang kelak menjadi generasi penerus bangsa. Para guru mengajar tulus tanpa berharap suatu penghargaan dari siapapun sehingga dikatakan tanpa tanda jasa.

Namun sayangnya, para guru atau pengajar kala ini nasibnya sungguh memprihatinkan. Seperti nasib guru honorer yang kurang diperhatikan, rendahnya kualitas guru di Indonesia, hingga guru yang acap kali menjadi “korban”.

Nasib guru honorer Indonesia saat ini memang cukup memprihatinkan. Ada banyak guru honorer yang sebenarnya sudah layak untuk diangkat menjadi guru tetap, nyatanya masih berstatus honorer. Terkait kesejahteraannya pun juga tidak jauh beda. Banyak guru honorer yang kurang dalam memperoleh kesejahteraan layak. Lagi-lagi terkadang alasannya tidak ada anggaran. Ironis dikala ribuan buruh di seluruh Indonesia yang mungkin hanya beberapa yang memiliki kompetensi baik, mendapatkan upah minimum yang layak sedangkan ribuan guru di seluruh Indonesia yang umumnya memiliki kompetensi yang baik justru upahnya jauh dibawah upah minimum buruh. Padahal jika kita fikirkan, guru-lah yang mampu membentuk suatu masyarakat karena guru menjadi ujung tombak kedua pembangun karakter seorang manusia.

Rendahnya kualitas guru di Indonesia juga patut menjadi sorotan. Saat ini kualitas guru di Indonesia masih rendah. Ada beberapa guru yang kurang kompeten dalam mengajarkan bidang pelajarannya sendiri. Sudah selayaknya pemerintah memperhatikan kualitas para pengajar di Indonesia sebab dari merekalah suatu peradaban bangsa dibangun. Jika kualitas gurunya rendah, jangan aneh jika kemudian suatu peradaban bangsanya pun memiliki kualitas rendah. Hendaknya pemerintah sering membuat pelatihan bagi para guru, training motivasi, hingga character building. Sehingga nantinya tercipta kualitas guru yang baik sehingga mampu menciptakan generasi muda bangsa yang baik pula.

Guru yang acap kali menjadi “korban” apa maksudnya? Sekarang guru sering menjadi objek politik bagi para penguasa. Seringkali guru diarahkan untuk mendukung suatu pihak politik dan diiming-imingi sesuatu. Disaat gagal, para gurulah yang kemudian disalahkan padahal sebenarnya memang bukan kesalahan mereka sendiri. Belum lagi dikala adanya praktik kedisiplinan seorang guru kepada murid yang terkadang diplintir sehingga mengesankan guru salah dalam hal tersebut. Niatnya mau ngasih efek jera, jadinya kena efek boomerang. Sama seperti jika ada murid sebuah sekolah yang kemudian berbuat suatu perbuatan tercela, kadang-kadang gurulah yang terkena imbasnya. Guru dituding tidak mampu mendidik siswanya sehingga terjadi hal yang demikian. Lagi-lagi, memang bukan salah dari seorang guru itu sendiri.

Di hari guru tahun ini, semoga para pengajar di seluruh Indonesia semakin mendapatkan perhatian dari pemerintah. Adanya peningkatan kualitas guru, diperatikannya para guru honorer, hingga perlindungan terhadap para guru dimanapun bertugas. Sehingga diharapkan dimasa mendatang, adanya guru yang berkompetensi dan mampu menghadirkan para generasi penerus bangsa yang kompeten, berdaya saing, sehingga mampu membawa Indonesia kearah yang lebih baik.

Engkau sebagai pelita dalam Kegelapan

Engkau laksana embun penyejuk dalam Kehausan

Engkau patriot pahlawan Bangsa

Tanpa Tanda Jasa

SELAMAT HARI GURU 2013

Continue Reading

Ngompol di Kelas

Ngompol di Kelas

Posted by Fauzan Fakhrurrozi on Sabtu, November 23, 2013 in

Assalammualaikum.
Hei hei hei. Apa kabar nih?
udah lama banget ya gak ngepost di Blog. Gapapa lah ya.

Sekarang udah bulan November, dan bentar lagi Desember. Wah udah akhir tahun inimah ya. Tahun depan udah 2014 daannn tahun pemilu atau tahun politik! Kenapa? soalnya taun depan akan ada pemilu dan gue udah berkesempatan untuk memilih. Yeay!

Nah ngomong-ngomong politik, berhubung akhir-akhir ini suasana belajar di sekolah mulai sepi karena mau UAS, walhasil banyak banget waktu kosong jam pelajaran. Pas lagi waktu-waktu kaya begitulah biasanya sebagian murid kelas gue (termasuk gue sendiri) pada ngobrol dan ngeriung, terutama kalo emang nggak ada tugas yang musti dikerjain. Lebih tepatnya sih kita pada NGOMPOL alias Ngomong Politik huehehehe. 

Banyak banget lah hal-hal politik yang jadi pembahasan gue dan teman seperpolitikan di kelas *cailah. Biasanya topik yang diomongin gak jauh-jauh dari masalah tokoh politik, partai, capres, hingga korupsi (Ironi ya, dikala ngomong politik pasti ujungnya akan ke Korupsi). Semuanya dibahas berdasarkan fakta, data, sampe logika dan analisis-analisis sederhana siswa Sekolah Menengah Atas.

Siapa aja aktor dibalik semua ini? Biasanya yang suka Ngompol Dikelas tuh ya gue, Meisy -seorang siswi jenius yang pernah ikut Lomba 4 Pilar-, Rehan Niti -seorang siswa yang suka dan bisa main bola serta pemerhati politik juga-, Yudi -temannya Rehan yang kelakuannya agak agak kurang difahami-, Rafiandra -ketua Rohis, penggemar MU dan hobi banget main PES di kelas-, Nasimah -pengurus MPK, orang Arab tapi berjiwa nasionalis-, terkadang Tio, Fakhri, Lily -tiga temen gue yang kadang gue gangerti lagi sama kelakuan mereka bertiga-. 

Ngomongin apaan aja? Ya menurut loo. Masa iye ngomongin SMP 4. Akhir-akhir ini yang jadi topik ngompol kita adalah calon presiden. Wih ngomongin Jokowi lah, Prabowo lah, Megawati lah, macem-macem. Trus pas abis kelar pelajaran Sejarah, sempet-sempetnya ngompol + analisis kejadian G30S/PKI dan fihak-fihak yang terlibat didalamnya. Ngomong apalagi ya? Ohiya, ngomongin semua presiden juga, mulai dari Soekarno sampe SBY bahkan juga kebijakan-kebijakan mereka selama menjabat. Terkadang juga ngomongin parpol-parpol yang mentereng akhir-akhir ini.

Memang gak salah sih Ngompol, apalagi di kelas. Justru masa-masa muda kayak gini mumpung otak untuk menganalisa masih bagus Ngompol itu jadi makin enak trus berasa. Terus juga dari Ngompol ini kita bisa saling bertukar pendapat, malah bantah-bantahan yang ujung-ujungnya ditutup dengan optimisme untuk Bangsa ini kedepannya. Happy Ending!

Intinya, mumpung masih muda. Berpolitiklah!

Sekian.
Wassalam

Continue Reading

Cerita Dibawah Rintik Hujan

Cerita Dibawah Rintik Hujan

Posted by Fauzan Fakhrurrozi on Sabtu, November 09, 2013 in

Sebenernya mau ngepost kemaren, ternyata gasempet. Yaudahlah

Kemaren seperti Jumat Jumat sebelumnya, ada kumpul JS. Ya, ekskul Jurnalistik. Kumpul JS mulai dari jam 3-an sampe sekitar setengah 5. Kemaren cuacanya hujan. Wuh dari sholat Jumat aja udah hujan deres, sampe sebagian temen gue keujanan pas sampe dikelas. Sebelum kumpul JS, hujan sempet reda dan berhenti tuh. Eh ternyata pas mau pulang, hujan deres turun lagi. Ya walhasil ditunggu dulu dong.
Setelah dirasa hujannya mulai reda, gue bersiap untuk pulang. Baru berapa langkah dari sekolah, ternyata hujannya tiba-tiba bertambah deras dan lama-lama basah juga nih baju sama tas. Difikir-fikir akhirnya gue menepi di pertigaan Jambul dan neduh. Untung ada Dita Eka disitu, jadi kagak sendirian gue neduh wkwkwk.
Setelah (lagi-lagi) hujan agak reda, gue langsung nyebrang dan neduh lagi di fotocopy deket Alfa Mart Jambul. Disitu neduh agak lama banget, soalnya hujannya deres banget dan nggak ada angkot yang kosong-_-. Eh tiba-tiba ada Fini nyebrang dan bertigaan dah tuh kita nunggu angkot, walopun sebenernya disitu masih banyak orang yang juga nunggu angkot.

Selama nunggu ujan reda, ada banyak cerita dibawah rintik-rintik hujan. Gue ngeliat satu persatu orang mampir neduh. Semuanya menanti hujan reda gitu. Ada yang buka smartphonenya, ada yang sibuk ngeliatin hujan, sampe ada yang ngobrol-ngobrol. Gacuma itu, kadang-kadang ada yang nerobos ujan dengan motornya tentunya dengan kecepatan tinggi.
Walaupun karena hujan segalanya bisa jadi gak berkutik, tapi dikala hujan justru ada cerita-cerita atau kejadian-kejadian unik yang muncul. Jadinya keliatan kaya hujan itu sebagai pengiring bukan sebagai penghalang. Syahdu banget lah. Kalo gitu jadi inget kata-katanya Kak Rai Arini, tutor kelas XG yang sempet dimuat di MARBELS edisi No Rain No Rainbow

".......Padahal lewat hujan, ada banyak keuntungan yang kita ambil. Gak cuma sekedar pelangi, tapi nikmat-nikmat lain. Sadar gak sadar, ada banyak......"

Udahan ah segitu dulu.

Kapan-kapan kita ketemu lagi.

Terimakasih.

Continue Reading

Hasil Tengah Semester

Hasil Tengah Semester

Posted by Fauzan Fakhrurrozi on Selasa, November 05, 2013 in

Assalammualaikum!
Apa kabar semuanya? Wah udah masuk November nih. Berarti tinggal sebulan lagi Desember dan menuju 2014.

Kali ini gue mau bahas tentang hasil rapor bayangan atau rapor tengah semester. Gue bingung kenapa disebut bayangan, mungkin karena itu nilai-nilainya sekedar bayangan (harapan) kita doang, yang sebenernya jauh dari ekspektasi yang ada. Kok jadi kaya curhat ya.......
Ya intinya Jumat kemarin ada bagi rapor bayangan hasil jerih payah belajar selama setengah semester (walau lebih layak disebut tiga perempat semester-_-). Mulai dari bulan Juli sampe Oktober. Nah gue bagi rapor jam 1 siang mulai dan paitnya paginya belajar. Pait gak tuh? Yaudahlah. Pokoknya kelar belajar jam 10-an, gue langsung caw pulang buat sholjum dan beberes kemudian setelah makan siang jam 1-an gue berangkat lagi ke Binasa, eh Binawan.

Sampe disana ternyata bapake sudah tiba dan udah mau ngambil rapornya. Daaan pas rapornya diambil, nilai-nilainya ancur lebur. Ya ancur leburnya sekelas sih, tapi karena ada kompor jadi kesannya nilai individu masing-masingnya yang ancur lebur. Semua matpel ditunjukin+disebutin nilainya coba. Emangsih gak di-loud suaranya. Yaudah daripada berlama-lama mengambil rapor langsunglah bapake pulang.
Sesaat sebelum pulang, bapake ngasih semacem wejangan-_-. Yaaaa biasalah isinya......

Itu raporku, kalo kamu?

Continue Reading

Selamat Tahun Baru Hijriah

Selamat Tahun Baru Hijriah

Posted by Fauzan Fakhrurrozi on Selasa, November 05, 2013 in

Assalammualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Saya Muhammad Fauzan Fakhrurrozi, admin Fauzan Bercerita
mengucapkan

SELAMAT TAHUN BARU HIJRIAH

1 MUHARRAM 1435 H

Semoga ditahun yang baru ini, Kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi serta senantiasa bersyukur atas nikmat dan rahmat dari Allah SWT

Terimakasih

Wassalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Continue Reading