Bicara Soal Jakarta
Jakarta kotaku indah dan megah
Disitulah aku dilahirkan
Hari ini, 22 Juni 2015
diperingati sebagai hari lahir kota Jakarta. Tepatnya usia Jakarta saat ini 488
tahun. Usia yang sudah bukan muda lagi dengan segala perkembangannya yang ada
saat ini. Sebagai sebuah ibukota, Jakarta ibarat magnet yang siap menarik
siapapun yang ingin beradu dengannya. Dari ujung barat, sampai ujung timur
berjibaku mengadu nasib di Jakarta.
Sebagai orang Jakarta
yang lahir dan besar disini, hidup di Jakarta sebenarnya nggak mudah. Ya
walaupun nggak sesulit hidup di daerah, setidaknya perlu beberapa hal untuk
bisa survive dan kata orang “menaklukan Jakarta”. Pertama, sabar. Sabar itu
modal pertama hidup di Jakarta menurut gue. Ya sabar menghadapi penuhnya
Jakarta. Penuh orangnya, penuh pemukimannya, penuh juga kendaraannya. Coba
kalau mau menguji kesabaran, monggo ke jalan raya pas jam berangkat dan pulang
kerja. Nah, apalagi waktu ramadhan gini. Biar dikata jam masuk dan keluar
kantor dicepetin, macetnya Jakarta malah makin menjadi. Eits, jangan coba-coba
nguji pas lebaran. Gagal.
Kedua kuat. Kuat
disini adalah kuat dalam banyak hal. Kuat menghadapi cuaca Jakarta yang pas
kemarau panas banget, pas hujan bisa dingin banget. Kuat menghadapi nakalnya
ibukota. Kuat menghadapi biaya hidup di Jakarta yang cukup mahal. Sebenarnya
sih soal biaya hidup tergantung kita sendiri. Mau yang kelas atas sampai kelas
bawah juga ada di Jakarta. Mulai yang di gerobak, sampai yang di restoran
bintang lima. Mulai dari yang seorang Pattimura, sampai sekian pasang
Soekarno-Hatta.
Ketiga, keahlian. Ini
penting banget. Jangan coba-coba ke Jakarta tanpa keahlian. Biar dikata awalnya
semangat ke Jakarta, kalau tanpa keahlian ya sia-sia. Memang, bisa saja ke
Jakarta kemudian menjadi seorang direktur, pengusaha, atau politisi. Tapi gak
sedikit juga yang jadi gelandangan, pengemis, bahkan pengangguran. Coba lah
macam Iko Uwais, dengan keahliannya dibidang bela diri dia bisa sukses di
Jakarta. Tapi ya jangan ngarep instan.
Tapi sebagai warga
yang besar di Jakarta, banyak juga perubahan yang sudah terjadi. Inovasi Gubernur
terdahulu, Bang Yos soal Bus Rapid Transit. TransJakarta yang sekarang sudah 12
koridor mengitari Jakarta. Inovasi Bang Jokowi soal Bus APTB yang siap
mengangkut mereka dari pinggiran kota. Soal Commuter Line yang sekarang makin
diminati warga ibukota, karena nyaman dan tepat waktu. Dan yang dinanti program
Bang Ahok, yakni MRT, LRT, dan Monorel. Semoga aja bisa cepat selesai dan
dinikmati warga Jakarta.
Pemerintahan sekarang
juga tengah sibuk menyulap area-area yang tidak terpakai menjadi taman-taman
yang sedikit menyegarkan. Menyingkirkan bantaran sungai, agar bisa menjadi
sarana resapan air sekaligus mempercantik kota. Tak boleh lupa juga, gagasan
Bang Foke soal Car Free Day yang sekarang sudah jadi sarana olahraga dan wisata
yang murah dan mudah bagi warga Jakarta.
Bicara soal
Jakarta, bukan hanya bicara soal Monas atau Museum Fatahillah
Bicara soal
Jakarta, bukan juga soal Istana Negara atau Istana Merdeka
Bicara soal
Jakarta, bicara dari ujung Pulau Seribu sampai ujung Cibubur
Bicara soal
Jakarta, bicara dari Cengkareng sampai Jatiwaringin
Bicara soal
Jakarta, bicara dari yang udik macam Rawa Belong, sampai yang lux macam
Menteng.
Karena
bicara soal Jakarta, bicara juga 5 kota dan 1 kabupaten administratifnya.
Karena
ibarat tugu selamat datang, Jakarta dengan tangan terbuka menyambut siapa saja
yang datang, diiringi dengan senyuman berharap agar yang datang terkesan dengan
Jakarta.
DIRGAHAYU KE-488 KOTA
JAKARTA
SONGSONG DAN DUKUNG
KEMAJUAN JAKARTA
JAKARTA: MODERN,
KREATIF & BERBUDAYA