Senin, 22 Juni 2015


Jakarta kotaku indah dan megah
Disitulah aku dilahirkan


Hari ini, 22 Juni 2015 diperingati sebagai hari lahir kota Jakarta. Tepatnya usia Jakarta saat ini 488 tahun. Usia yang sudah bukan muda lagi dengan segala perkembangannya yang ada saat ini. Sebagai sebuah ibukota, Jakarta ibarat magnet yang siap menarik siapapun yang ingin beradu dengannya. Dari ujung barat, sampai ujung timur berjibaku mengadu nasib di Jakarta.

Sebagai orang Jakarta yang lahir dan besar disini, hidup di Jakarta sebenarnya nggak mudah. Ya walaupun nggak sesulit hidup di daerah, setidaknya perlu beberapa hal untuk bisa survive dan kata orang “menaklukan Jakarta”. Pertama, sabar. Sabar itu modal pertama hidup di Jakarta menurut gue. Ya sabar menghadapi penuhnya Jakarta. Penuh orangnya, penuh pemukimannya, penuh juga kendaraannya. Coba kalau mau menguji kesabaran, monggo ke jalan raya pas jam berangkat dan pulang kerja. Nah, apalagi waktu ramadhan gini. Biar dikata jam masuk dan keluar kantor dicepetin, macetnya Jakarta malah makin menjadi. Eits, jangan coba-coba nguji pas lebaran. Gagal.

Kedua kuat. Kuat disini adalah kuat dalam banyak hal. Kuat menghadapi cuaca Jakarta yang pas kemarau panas banget, pas hujan bisa dingin banget. Kuat menghadapi nakalnya ibukota. Kuat menghadapi biaya hidup di Jakarta yang cukup mahal. Sebenarnya sih soal biaya hidup tergantung kita sendiri. Mau yang kelas atas sampai kelas bawah juga ada di Jakarta. Mulai yang di gerobak, sampai yang di restoran bintang lima. Mulai dari yang seorang Pattimura, sampai sekian pasang Soekarno-Hatta.

Ketiga, keahlian. Ini penting banget. Jangan coba-coba ke Jakarta tanpa keahlian. Biar dikata awalnya semangat ke Jakarta, kalau tanpa keahlian ya sia-sia. Memang, bisa saja ke Jakarta kemudian menjadi seorang direktur, pengusaha, atau politisi. Tapi gak sedikit juga yang jadi gelandangan, pengemis, bahkan pengangguran. Coba lah macam Iko Uwais, dengan keahliannya dibidang bela diri dia bisa sukses di Jakarta. Tapi ya jangan ngarep instan.

Tapi sebagai warga yang besar di Jakarta, banyak juga perubahan yang sudah terjadi. Inovasi Gubernur terdahulu, Bang Yos soal Bus Rapid Transit. TransJakarta yang sekarang sudah 12 koridor mengitari Jakarta. Inovasi Bang Jokowi soal Bus APTB yang siap mengangkut mereka dari pinggiran kota. Soal Commuter Line yang sekarang makin diminati warga ibukota, karena nyaman dan tepat waktu. Dan yang dinanti program Bang Ahok, yakni MRT, LRT, dan Monorel. Semoga aja bisa cepat selesai dan dinikmati warga Jakarta.

Pemerintahan sekarang juga tengah sibuk menyulap area-area yang tidak terpakai menjadi taman-taman yang sedikit menyegarkan. Menyingkirkan bantaran sungai, agar bisa menjadi sarana resapan air sekaligus mempercantik kota. Tak boleh lupa juga, gagasan Bang Foke soal Car Free Day yang sekarang sudah jadi sarana olahraga dan wisata yang murah dan mudah bagi warga Jakarta.


Bicara soal Jakarta, bukan hanya bicara soal Monas atau Museum Fatahillah
Bicara soal Jakarta, bukan juga soal Istana Negara atau Istana Merdeka
Bicara soal Jakarta, bicara dari ujung Pulau Seribu sampai ujung Cibubur
Bicara soal Jakarta, bicara dari Cengkareng sampai Jatiwaringin
Bicara soal Jakarta, bicara dari yang udik macam Rawa Belong, sampai yang lux macam Menteng.
Karena bicara soal Jakarta, bicara juga 5 kota dan 1 kabupaten administratifnya.


Karena ibarat tugu selamat datang, Jakarta dengan tangan terbuka menyambut siapa saja yang datang, diiringi dengan senyuman berharap agar yang datang terkesan dengan Jakarta.





DIRGAHAYU KE-488 KOTA JAKARTA
SONGSONG DAN DUKUNG KEMAJUAN JAKARTA



JAKARTA: MODERN, KREATIF & BERBUDAYA

FAUZAN BERCERITA . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates