Jumat, 12 April 2019

Hai, Assalammualaikum!
Apa kabar semuanya?

Hari ini ternyata gue kembali lagi di laman blog yang sudah 10 tahun dipakai. Sebenarnya sudah ada artikel yang gue posting sebelum ini, tapi ini jadi postingan pertama yang mungkin di highlight!

Lima hari lagi
Ya, 17 April 2019 hari dimana masyarakat Indonesia kelak akan memilih siapapun orang yang akan mewakilinya. Baik di tingkat legislatif daerah, pusat, senator, dan kepala negaranya. Memilih partai politik atau orang mana yang mereka sukai untuk lima tahun kedepan. Setiap individu pasti sudah punya preferensi politiknya masing-masing. Termasuk mereka yang memilih untuk "abstain" di pemilihan kali ini. Sebuah pilihan politik yang agak disayangkan, tetapi tetap harus dihormati apapun itu alasannya

Kalian pun yang baca ini pasti sudah ada yang punya jagoannya masing-masing. Ada yang saklek, ada yang biasa aja. Mungkin juga sudah tau siapa yang gue dukung dan jagokan di pemilihan raya tahun ini. Gue nggak akan memperdebatkan soal apapun pilihan kita di tahun ini. Konon, kalau kita sudah terlalu fanatik dengan satu calon, sulit untuk dirubah pilihannya. Tapi disini gue akan cerita soal kenapa ada hal yang berbeda saat gue menjalani masa Pilkada DKI 2017 kemaren, sama Pemilu 2019 tahun ini


Mungkin beberapa readers sekalian yang sudah kenal atau mengikuti gue sejak sebelum Pilkada DKI 2017 lalu tahu siapa yang gue dukung dan seberapa buzzernya hehe. Jejak digital untuk itu masih ada kok di akun sosial media gue. Saat itu, bisa dibilang gue aktif dalam mendukung dan "mengkampanyekan" Mas Anies dan Bang Sandi melawan petahana. Ya, Ahok-Djarot. Disisi lain juga bagaimana menunjukkan keunggulannya dibanding Mas AHY dan Mpok Sylvi.

Saat ini gue bisa dikatakan mendukung Pak Prabowo dan Bang Sandi untuk pemilihan mendatang. Tapi kenapa gue nggak seperti 2017 lalu yang hampir mati-matian kampanye, ntah langsung ataupun nggak langsung


Mereka Berempat Putra Terbaik Bangsa
Alasan ini rasanya klise dan mungkin sering didengar, tapi nyatanya memang mereka sudah sedikit banyak memberikan kontribusi bagi bangsa. Pak Jokowi, seorang presiden dengan segala macam program yang diberikan kepada masyarakat. Kyai Ma'ruf, seorang ulama yang sudah memberikan bimbingan bagi umat sejak lama. Pak Prabowo, seorang militer sejati yang sudah berkorban dan ikut berjuang di berbagai pertempuran, dan Bang Sandi, seorang pengusaha yang telah ikut memberikan kontribusi terhadap perekonomian negara ini melalui usahanya. Terlepas dari sisi lain dibalik apa yang mereka kerjakan, setidaknya mereka sudah berbuat untuk negara ini. Jadi buat gue, mereka orang-orang yang sudah memberikan sesuatu untuk negara ini dengan caranya masing-masing. 

Gue Nggak Anti Pak Jokowi 
Ya, emang gue nggak anti beliau. Pak Jokowi seorang presiden yang punya berbagai program untuk masyarakat selama menjabat. Salah satunya, beliau berhasil membangun berbagai infrastruktur dalam waktu yang relatif singkat, 5 tahun. Setidaknya, dia menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang pemimpin yang bekerja, dan program kerjanya juga benar-benar dia tunjukkan untuk masyarakat. Terlepas dari berhasil atau tidak, tepat atau tidak program yang dia canangkan. Secara personal, dia juga berusaha untuk menunjukkan kedekatannya dengan masyarakat, seperti blusukan atau aktif di media sosial. Ya, buat gue beberapa hal ini yang cukup baik lah dilakukan oleh Pak Jokowi setidaknya selama ini

Capek
Klasik banget ya kayanya alasan ini, tapi bener. Capek banget ngeliat perselisihan yang semakin sengit setiap hari sampai jelang pemilihan. Gue selalu ingat pertanyaan "berapa banyak teman yang hilang setelah pemilu?" yang gue kira cuma terjadi ke mereka yang ikut berkontestasi doang. Nyatanya, gue ikut mengalami hal yang sama! Ada beberapa teman yang tau gue berbeda pilihan, langsung berubah. Dulunya sering ngobrol, langsung mendadak nggak komunikasi lagi setelah tau gue dukung yang lain. Bahkan pernah cuma sekedar ngeposting tentang salah satu kandidat, langsung dibalas dengan "Lu dukung dia?" "Kok lu dukung dia?" "Kenapa lu dukung dia?" "Kenapa nggak yang satunya?" Belum lagi rasa saling curiga antar pendukung yang bikin rasanya nggak nyaman, entah di dunia nyata apalagi media sosial. Belum lagi yang sering muncul di berita, ada yang sampai cerai cuma gara-gara berbeda pilihan. Apalagi ngeliat artikel atau postingan "sampah" yang isinya cuma sekedar fitnah, hoax, caci, maki antar calon dan pendukung (ini berlaku untuk dua pasangan yaa). 

Setidaknya mungkin itu cuma 3 alasan kenapa gue nggak ngebuzzer banget di Pemilu tahun ini. Ya emang sih masih suka kampanye dikit-dikit, tapi nggak kaya 2 tahun lalu pas di DKI. Postingan ini juga nggak bermaksud apa-apasih, cuma sekedar mengutarakan apa yang dirasakan. Mungkin diantara readers semua ada yang sepakat, ada yang nggak. Gue memang mengambil posisi mendukung salah satunya, tapi gue juga menghormati pasangan lainnya. Semoga di waktu kampanye yang sudah masuk injury time ini semuanya bisa sama-sama balik rangkulan lagi, akur lagi, adem lagi, dan yang paling penting siap menang dan juga siap kalah. 


Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa, 19 April gunakan hak pilih dan berpestalah Indonesia! 

FAUZAN BERCERITA . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates