Kamis, 29 Desember 2016

Hai semuanya. Assalammualaikum!

Sudah lama gak ngepost di Blog satu-satunya ini. Ya, kasian si sibuk selalu gue jadiin alasan kenapa gak ngeblog haha. Kebetulan minggu tenang, jadi kenapa nggak buat nge-blog lagi. Ohiya, jadi gue sekarang lagi minggu tenang karena minggu depan bakalan UAS semester 3. Dan sedihnya, gue kemungkinan nggak pulang karena masih harus asistensi. Hiks...

Oke kali ini gue akan cerita soal pantai. Yup, kemaren gue mengawali minggu tenang dengan jalan-jalan ke Pulau Gili Labak! Ada apa ke Gili Labak? Jadi, kemaren ceritanya adalah acara Pembubaran Panitia Kampung Budaya 4 dan dipilih destinasinya di Gili Labak, Sumenep. Ohiya ada yang nggak tau Gili Labak? Gili Labak berada di Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Perjalanan dari Malang ke Pulau Gili Labak membutuhkan waktu sekitar 9-10 jam dengan menempuh jalur darat kemudian lanjut dengan kapal dari Pelabuhan Kalianget, Sumenep.

Tanggal 25 Desember malam, semua rombongan yang ikut udah stay di depan Gerbang Masuk Veteran menunggu yang lainnya sama bus yang bakal bawa kita ke Gili Labak. Kalau nggak salah, sekitar 50-an panitia yang ikut pembubaran kali ini. Kita semua yang ikut, diminta stay jam 11 disana, karena busnya bakalan datang jam 12 malam. Okelaah, akhirnya gue bersama Mbak Fani menembus sepinya kampus sekitar jam 11 kurang sedikit dan langsung ke Gerbang Veteran yang ternyata sudah banyak yang nunggu disana. Sambil nunggu, ya semua asik ngobrol-ngobrol dan Bunda Nelly sibuk nagih duit buat bayar jalan-jalan ini haha. Tenang, cuma 25000 aja kok. Kobisa? Tanya Nelly hahaha :p Lumayan lama buat nunggu, akhirnya bus datang dan sekitar jam 1 dini hari kita berangkat. Perjalanan tengah malam sukses bikin sebagian besar rombongan tidur sepanjang jalan, termasuk gue sendiri. Tapi tetep, semuanya minta dibangunin pas lewat Jembatan Suramadu. Setelah 2 jam perjalanan, akhirnya nyebrang juga di Suramadu. Mereka yang minta dibangunin, ada yang berusaha buat melek, sisanya cuma merubah posisi tidur.

Selamat Datang di Gili Labak!
Nggak sadar, gue dibangunin pas bus lagi mampir di salah satu masjid di Sampang. Sekitar setengah jam, kita rombongan Sholat Subuh sebentar trus ngelanjutin perjalanan lagi. Bus yang tadinya sepanjang jalan senyap, mulai rame cuap-cuap sana-sini. Termasuk Hasq yang sibuk ngelantur sana-sini (Hai, Hasq!) Singkat cerita, jam 8 akhirnya kita semua sampai di Pelabuhan Kalianget, Sumenep. Lumayan 8 jam di bus ya. Tadinya bayangan gue adalah Gili Labak itu gaperlu naik kapal lagi untuk kesana. Ternyata salah. Kita harus naik ke tiga kapal, masing-masing sekitar 15 orang untuk lanjutin lagi perjalanan dari Pelabuhan Kalianget ke Gili Labak. Lagi-lagi, bayangan gue cuma sebentar naik kapalnya macem dari Nusa Dua ke Pulau Penyu di Bali. Ternyata, sekitar 1,5-2 jam baru sampai di Gili Labak. Well, gue memilih duduk di ujung perahu dan lama-lama rebahan sambil berjemur (baca: ngitemin badan). Ohiya, sepanjang perjalanan di laut suasana yang dilihat itu beberapa pulau kecil dan juga keramba-keramba nelayan pas baru berangkat dari pelabuhan. Semakin ke tengah, yang bisa dilihat cuma lautan biru yang luas dan sempet gue liat ada ikan terbang, wow. Akhirnya, dari jauh pulau yang katanya indah banget itu kelihatan juga. Kita mendarat!

Putihnya pasir pantai Gili Labak dan jernihnya air laut dengan view karangnya sukses menyambut gue dan rombongan lain. Kita udah excited dan rasanya pengen langsung main air saat itu. Semuanya langsung ke saung untuk siap-siap, dan nunggu. Kita baru dikasih waktu snorkeling sekitar jam setengah 12, dan sambil nunggu gue dan beberapa yang lain cari spot foto-foto. Lumayan kalo kata Mas Erlangga buat stok foto line selama setahun hahaha. Puas foto-foto, akhirnya kita berangkat ke lokasi snorkeling. Sebelumnya, gue sempet snorkeling juga awal tahun ini di Pantai Tiga Warna Malang, cuma disana kita gaperlu naik perahu ke lokasinya. Sedangkan di Gili Labak kita naik perahu dulu, ya sekitar 5 menit ke lokasi snorkeling. Gue yang gabisa berenang dan alatnya yang rada longgar bikin parno gue kambuh yang harus buat gue sering-sering ngangkat kepala dari air. Ohiya, entah kenapa mata gue perih banget selama snorkeling kemarin setelah kemasukan air laut. Entah alatnya longgar atau kadar air lautnya yang beda dibanding waktu di Tiga Warna. Overall, bawah lautnya Gili Labak keren banget. Terumbu karangnya masih bagus, ikannya juga beragam, sayang dibeberapa titik visibilitynya kurang bagus. Sambil main air, foto-foto teteup kudu jalan haha. Setelah puas mainan air, kita semua naik kapal untuk akhirnya makan siang. Yup, tepatnya makan yang di jamak, soalnya kita gasempat sarapan juga. 

Foto ala-ala depan Dermaga
Jam dua siang, kita kembali lagi ke Pelabuhan Kalianget untuk bebersih dan balik lagi ke Malang. Perjalanan laut, angin yang adem, dan badan yang capek seharian main air sukses bikin gue tidur di kapal. Puas banget tidurnya. Bangun-bangun, Mas Kacong dengan "ramahnya" menyelamati gue setelah tidur dengan tentramnya wkwk (dan gue baru sadar kalo momen tidur gue diabadikan, Thanks Arif). Sampai di Kalianget, semuanya langsung bilas dan membersihkan diri trus mengganjal perut dengan jajan di Indomaret ataupun warung kopi yang banyak gorengan tersaji. Nggak lama, kita Sholat Maghrib dulu di masjid dan akhirnya lanjut perjalanan balik Malang. Perjalanan malam sambil ditemenin lagu-lagu yang terkadang melow sama hujan sukses buat menangos terlelap. Lagi-lagi, beberapa minta dibangunin pas lewat Suramadu. Setelah lewat Suramadu, gue pun menutup malam itu dengan tidur. Terakhir, gue cuma mau bilang Terimakasih banyak untuk perjalanannya, keseruannya, pokoknya selama 25 jam ke Gili Labaknya. Makasih juga buat pelajaran yang bisa gue ambil selama rangkaian Kampung Budayanya. Sekalipun bubar, semoga masih bisa ketemu di kesempatan lainnya. 


Thanks!


Oke, ini dulu postingan gue. Makasih buat yang masih suka nge-stalk dan mungkin menunggu update dari blog ini hehe. Semoga di 2017 nanti gue bisa lebih sering lagi nge-post. Bye🙋 

2 comments

Thanks kak ojan udah biat blog ini, biar bisa aku inget inget kenangan panitia Kampung Budaya IV. Muda, Karya, Berbudaya!!!

REPLY

Thanks kak ojan udah biat blog ini, biar bisa aku inget inget kenangan panitia Kampung Budaya IV. Muda, Karya, Berbudaya!!!

REPLY

FAUZAN BERCERITA . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates