Rabu, 10 Februari 2016


Sebelumnya, dari lubuk hati paling dalam ikut prihatin atas jatuhnya Pesawat Taktis TNI Angkatan Udara di perumahan warga di Kota Malang, Jawa Timur. Semoga mereka yang gugur ditempatkan disisiNya, Aamiin.

Setiap kali terdengar kabar pesawat jatuh, entah hati dan perasaanku melambung jauh. Memang, aku termasuk orang yang agak paranoid atau simpelnya mudah kepikiran dalam hal kaitan ada bencana alam, atau tragedi. Bahkan dahulu selepas melihat breaking news yangtidak ada hentinya di televisi, aku tidak berani tidur tanpa ditemani minimum ayahku sendiri. Ditambah lagi ketika mendengar kabar pesawat yang jatuh di tengah pemukiman warga atau tempat keramaian. 

Masih teringat medio April tahun kemarin ketika sebuah pesawat jet F-16 meledak dan terbakar di ujung landasan Lanud Halim Perdanakusuma. Pesawat ini hendak take-off, beruntung tidak ada korban jiwa. Selang dua bulan kemudian di akhir Juni, sebuah pesawat Herkules C-130 jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan. Saat itu pesawat baru saja lepas landas dari Lanud Suwondo, Medan. Pesawat naas itu jatuh di jalan raya dan menimpa ruko, serta hotel dan mengakibatkan 120 orang lebih tewas termasuk warga yang ikut tertimpa pesawat.

Aku pun masih mengingat kala pesawat Fokker F-27 milik TNI AU yang jatuh di komplek Rajawali. Komplek ini masih di area Lanud Halim Perdanakusuma. Pesawat jatuh dan terbakar serta membuat 8 rumah ikut rusak dan 11 orang meninggal dunia. Kalau aku harus menarik ingatan lebih jauh, tentu jatuhnya pesawat Mandala Airlines di Medan lah yang paling menakutkan dan tidak terlupakan. Pesawat Boeing 737-200 ini jatuh di wilayah Padang Bulan, Medan yang hanya berjarak 100 meter dari bandara. Pesawat jatuh hingga kemudian meledak dan terbakar, dan menyebabkan 5 rumah hancur. 149 orang tewas, termasuk Gubernur Sumatera Utara saat itu Tengku Rizal Nurdin yang hendak bertemu Presiden di Jakarta. 

Hari ini, sebuah berita yang menyedihkan datang dari tanah rantauan, Malang. Sebuah pesawat taktis Super Tucano milik TNI AU jatuh di pemukiman warga di daerah Blimbing, Kota Malang. Info terakhir, 4 orang tewas. Banyak spekulasi yang bermunculan seputar jatuhnya pesawat ini, termasuk dekatnya pemukiman warga dengan bandara sehingga jatuhnya korban sipil tak bisa dihindari. Hal ini kembali membuat hati dan perasaan melambung jauh.

Aku tinggal di RT 015 RW 02 Kelurahan Makasar, Jakarta Timur. Rumahku terletak di Jalan Mawar dan sebagai informasi, hanya berjarak kurang dari 1 kilometer dari ujung landasan Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Ya, rumahku terletak di sebuah jalan kecil yang menginduk ke sebuah jalan yaitu Jalan Kerja Bakti. Dari Jalan Kerja Bakti, dengan jelas pagar besi yang menjadi pembatas bandara dapat terlihat. Ohiya, antara jalan ini dengan ujung landasan hanya dipisahkan dengan sebuah jalan dan sungai Cipinang. Pemandangan pesawat take-off ataupun landing bukan jadi hal yang aneh disini. Mulai dari sekelas pesawat capung yang kecil, sampai pesawat pengangkut jamaah haji yang berukuran raksasa, bahkan pesawat berlabel Republik Indonesia berwarna biru yang menjadi tumpangan sang RI 1. Semuanya lalu lalang dengan bisingnya diatas kepalaku. 

Keterangan: Bulatan biru adalah rumah sedangkan bintang merah adalah ujung landasan Halim Perdanakusuma

Mungkin banyak yang penasaran apa rasanya tinggal di dekat bandara. Ya sama seperti mereka yang tinggal di pinggir rel kereta. Suara bising pesawat mungkin sudah jadi makanan sehari-hari kami warga disini. Dahulu, kala bandara ini hanya dikhususkan untuk penerbangan militer dan VIP, suara bising itu bisa tiap jam aku dengarkan.  Tapi kali ini saat bandara Halim Perdanakusuma mulai dioperasikan untuk komersil, setiap 5 menit sekali suara bising itu bisa terdengar entah itu yang mau mendarat atau yang menunggu untuk terbang. Suara bising itu yang terkadang aku rindukan selama berada di tanah rantauan. 

Ketika terdengar insiden pesawat jatuh didekat pemukiman, aku dan mungkin sebagian dari warga disini ikut khawatir atau cemas. Sebab disini bukan hanya seratus atau dua ratus orang yang bermukim, namun jumlahnya bisa mencapai ribuan. Daerah ini pun termasuk daerah yang padat penduduknya dan terus berkembang setiap tahunnya. Akupun diceritakan saat pertama kali menempati rumah ini 18 tahun lalu, masih banyak rawa-rawa yang bahkan saat ini bekasnya pun sudah tiada. Eyang yang sudah menempati daerah ini puluhan tahun pun mengatakan dahulu hanya beberapa rumah yang ada, salah satunya rumah eyang itu sendiri. Saat ini ditengah keterbatasan lahan, hanya keatas lah cara untuk memperluas rumah yang ada. 

Tidak perlu heran juga, kami disini mayoritas tidak memiliki IMB atau Izin Mendirikan Bangunan. Ya, kabarnya tanah yang kami tempati belasan hingga puluhan tahun ini merupakan tanah yang akan digunakan rencana perluasan bandara. Isu perluasan bandara Halim sudah jadi konsumsi kami sekian tahun. Semuanya kan tahu, bandara Soekarno-Hatta bukanlah milik Jakarta, tetapi milik Tangerang, Banten. Maka Halim lah yang akan menjadi gerbang utama memasuki Jakarta. Jikalau suatu saat proyek itu terlaksana, dengan berat hati kami harus hengkang dari tanah ini. Tapi, tidak ada satupun yang memastikan soal ini. Kami memang hanya diminta untuk tidak membangun bangunan yang tingginya melebihi dua lantai, agar tidak mengganggu kelancaran penerbangan. Entahlah jika rencana perluasan itu terealisasi, bagaimana ribuan warga disini mencari tempat bernaung yang baru ditengah padatnya kota Jakarta saat ini. Apalagi, warga disini pun kecenderungan berada di tingkat yang menengah kebawah. 

Mungkin awalnya tinggal disini bukanlah suatu pilihan, akan tetapi dimana lahan Jakarta yang sudah tidak mampu menampung lagi ya apa boleh buat. Aku dan ribuan warga disini sudah bersahabat dengan deru burung besi yang kerap menjadi penghantar kami tidur. Kami pun senantiasa meminta agar selalu berada dalam lindungan Yang Maha Kuasa dan hidup harmoni dipinggir pagar bandara. 

Dan izinkan, doa terucap untuk mereka yang telah mendahului menghadap kepadaNya.

FAUZAN BERCERITA . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates