Sabtu, 08 November 2014

Ya, cerita kita berlanjut. Setelah ketunda lama karena kesibukan ini itu di SMA ya sekarang kita lanjutkan ceritanya. Akhirnya bagian yang penting dari cerita ini. Benar, mendaki Bromo. Gelap kelam menemani perjalanan kita dari hotel ke Probolinggo. Jarak Malang – Probolinggo yang cukup jauh ditambah suasana yang masih dingin bikin semua penumpang di bus kembali melanjutkan tidurnya yang terpotong karena harus bangun pagi buta. Termasuk gue yang ikutan meremin mata karena harus terganggu tidurnya. Tapi sebagian lagi masih ada yang asik ngobrol dan makan kecil.

Ternyata setelah tertidur cukup lama, kita sampai juga di RM. Bromo Asri yang letaknya di jalur pantura Probolinggo. Ditempat inilah, kita bakal berganti kendaraan dari bus besar ke bus kecil yang bakal membawa kita ke Gunung Bromo. Suasana masih gelap, tapi disana kondisinya ramai banget. Banyak wisatawan yang lagi bersiap untuk naik keatas. Kita pun kemudian baris untuk diatur soal kendaraan ke atas nanti. Tapi sebagian masih ada yang cari masker dan syal supaya nggak kedinginan diatas nanti. Setelah diatur segala rupa, akhirnya kita semua bergegas ke bus kecil kita masing-masing. Ohiya, kita semua dibagi-bagi dengan ketentuan 12 orang untuk satu bus kecil. Sebenarnya sih ini macem mobil tiga perempat alias elf gitu.

Kondisi jalan yang kecil dan suasana yang masih gelap menemani kita di sepanjang jalan menuju Bromo. Rasa was-was dan khawatir sempat kebayang, ketika lihat jam sudah hampir Subuh dan itu tandanya matahari sudah mau terbit. Semakin lama jalanannya semakin menanjak. Kanan kiri jalan mulai berubah dari yang tadinya rumah warga jadi tebing-tebing dan sawah yang berundak-undak. Suara suara Adzan mulai kedengeran di sepanjang jalan. Ya, itu tandanya sudah masuk waktu Shubuh dan matahari akan terbit. Sempat kecewa sih karena nggak bisa ngelihat matahari terbit di Bromo, but show must go on kita nikmatin aja pancaran matahari yang menembus bukit-bukit di sepanjang jalan.

Menjelang masuk wilayah Bromo, kita langsung berganti kendaraan lagi. Jadi setelah kita naik bus kecil, sekarang kita bertukar naik mobil jeep. Langsung aja gue naik jeep bareng Mia, Nathasya, Syahira, dan Raihan. Kenyataan bahwa Bromo itu dingin langsung berasa di sini. Walaupun udah melumpiakan diri sama jaket dan segala macamnya, tetap aja dinginnya berasa. Dan akhirnya jam setengah enam pagi, kita sampai juga di kaldera alias lautan pasir Gunung Bromo. Wah, rasanya macam kita menembus awan. Soalnya dari atas, kaldera ini tertutup kabut. Selepas kita sampai, hasrat untuk foto-foto pun tak bisa tertahan lagi. Karena rombongan yang banyak, kita perlu waktu buat nunggu semua jeep sampai di kaldera sebelum kita lanjut menaiki Bromo. Tapi kemudian, satu persatu mobil jeep parkir di kaldera dan menurunkan semua muatannya.

Akhirnya pendakian di Bromo dimulai!

----------------------------------------------------------------------------

“jauh-jauh ke madura cuma buat ss, 14 doang” – @Hashfi

“Homey! Thanks study tournya Decepticons4 & 14’46!!<333 span="">– @ashilaaa

“Alhamdulillah sampe rumah yaay. Makasi 14’2015 jalan2nyaa” – @ditaendah

“Nobody home good bangett. Tapi makasih 14’46 buat semuanyaaaa” @indierr


FAUZAN BERCERITA . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates