172 Jam Keliling Jawa : Naik Bromo Bagian 1
Ya, cerita
kita berlanjut. Setelah ketunda lama karena kesibukan ini itu di SMA ya sekarang kita lanjutkan ceritanya. Akhirnya bagian yang penting dari cerita ini. Benar, mendaki
Bromo. Gelap kelam menemani perjalanan kita dari hotel ke Probolinggo. Jarak
Malang – Probolinggo yang cukup jauh ditambah suasana yang masih dingin bikin
semua penumpang di bus kembali melanjutkan tidurnya yang terpotong karena harus
bangun pagi buta. Termasuk gue yang ikutan meremin mata karena harus terganggu
tidurnya. Tapi sebagian lagi masih ada yang asik ngobrol dan makan kecil.
Ternyata
setelah tertidur cukup lama, kita sampai juga di RM. Bromo Asri yang letaknya
di jalur pantura Probolinggo. Ditempat inilah, kita bakal berganti kendaraan
dari bus besar ke bus kecil yang bakal membawa kita ke Gunung Bromo. Suasana
masih gelap, tapi disana kondisinya ramai banget. Banyak wisatawan yang lagi
bersiap untuk naik keatas. Kita pun kemudian baris untuk diatur soal kendaraan
ke atas nanti. Tapi sebagian masih ada yang cari masker dan syal supaya nggak
kedinginan diatas nanti. Setelah diatur segala rupa, akhirnya kita semua
bergegas ke bus kecil kita masing-masing. Ohiya, kita semua dibagi-bagi dengan
ketentuan 12 orang untuk satu bus kecil. Sebenarnya sih ini macem mobil tiga
perempat alias elf gitu.
Kondisi
jalan yang kecil dan suasana yang masih gelap menemani kita di sepanjang jalan
menuju Bromo. Rasa was-was dan khawatir sempat kebayang, ketika lihat jam sudah
hampir Subuh dan itu tandanya matahari sudah mau terbit. Semakin lama
jalanannya semakin menanjak. Kanan kiri jalan mulai berubah dari yang tadinya
rumah warga jadi tebing-tebing dan sawah yang berundak-undak. Suara suara Adzan
mulai kedengeran di sepanjang jalan. Ya, itu tandanya sudah masuk waktu Shubuh
dan matahari akan terbit. Sempat kecewa sih karena nggak bisa ngelihat matahari
terbit di Bromo, but show must go on kita nikmatin aja pancaran matahari
yang menembus bukit-bukit di sepanjang jalan.
Menjelang
masuk wilayah Bromo, kita langsung berganti kendaraan lagi. Jadi setelah kita
naik bus kecil, sekarang kita bertukar naik mobil jeep. Langsung aja gue naik
jeep bareng Mia, Nathasya, Syahira, dan Raihan. Kenyataan bahwa Bromo itu
dingin langsung berasa di sini. Walaupun udah melumpiakan diri sama jaket dan
segala macamnya, tetap aja dinginnya berasa. Dan akhirnya jam setengah enam
pagi, kita sampai juga di kaldera alias lautan pasir Gunung Bromo. Wah, rasanya
macam kita menembus awan. Soalnya dari atas, kaldera ini tertutup kabut.
Selepas kita sampai, hasrat untuk foto-foto pun tak bisa tertahan lagi. Karena
rombongan yang banyak, kita perlu waktu buat nunggu semua jeep sampai di
kaldera sebelum kita lanjut menaiki Bromo. Tapi kemudian, satu persatu mobil
jeep parkir di kaldera dan menurunkan semua muatannya.
Akhirnya
pendakian di Bromo dimulai!
----------------------------------------------------------------------------
“Nobody home good bangett. Tapi makasih 14’46
buat semuanyaaaa” - @indierr