Minggu, 13 April 2014

Assalammualaikum..
Hai semuanya, apa kabar?
Udah lama banget ya kita nggak bersua di blog yang udah masuk tahun kelima ini hehehe


Tau dong tahun ini kita pemilu? Ya, baru beberapa hari kemaren kan kita lewat tuh pemilu. Pemilu tuh ibarat kata sih pesta demokrasi. pestanya rakyat. pesta merayakan hak politik rakyat. pesta yang ditunggu lima tahun. 9 April kemaren kan harinya memilih para wakil rakyat yang bakal duduk di DPR, DPRD, DPD. Nah momen ini gak gue lewati dengan biasa-biasa aja. Tahun ini gue udah punya hak politik yaitu ikut pemilu, tapi gacuma itu gue ikutan berpartisipasinya.
Gue saksi. Iya, gue saksi. Tau kan orang-orang yang kerjaannya mantengin orang pada nyoblos dan pas ngitung suara mereka berebut tempat paling deket sama surat suara biar jelas suara yang dicoblos rakyat. Nah itulah kerjaan gue 9 April kemaren. Gue mendaftarkan diri jadi saksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di TPS 34 yang juga TPS tempat gue nyoblos hehehe, tuan rumah. Kenapa gue milih disitu, soalnya enak TPS sendiri jadi kalo mau nyoblos garibet pindah-pindah tempat dan panitianya bisa dipercaya dan gasuka ngerepotin orang (soalnya saksi tuh jadi salah satu orang yang diribetin panitia pemilu). Jadi saksi gimana rasanya? Nih bakal gue ceritain rasanya jadi saksi pemilu 2014!
Gue hari itu bangun pagi, dan buru-buru supaya jam 7 udah ada di TPS berbarengan sama dibukanya TPS. Soalnya dalam peraturan KPU, saksi harus ada dan ngeliat saat TPS dibuka, panita disumpah, dan kotak-kotak suara beserta surat suaranya dibuka. Ya biar sah ajalah kalo masih "perawan" ibaratnya. Selepas itu ya kerjaan gue hanya mantengin orang-orang satu-satu masuk ke bilik dan abis itu naro surat suaranya di kotak suara. Itu aja yang gue kerjain dari pagi sampe jam 1 siang pas TPS ditutup. Itulah masih awalannya, sebab selepas itu kerja yang sesunggunya.
Selepas break makan siang dan sholat Dzuhur, gue kembali ke TPS dan ternyata penghitungan suara udah mau dimulai. Wajar, soalnya TPS ditutup jam 1 dan selambatnya setengah 2 udah harus dimulai penghitungan suaranya. Penghitungan suara pertama adalah untuk pemilihan anggota DPR RI. TPS gue masuk ke Dapil DKI 1 yang meliputi Jakarta Timur. Dari hasil penghitungan, gue harus menerima PKS hanya dapet peringkat keempat di TPS gue. Ini hasilnya

PDIP = 62 suara
Gerindra = 53 suara
Demokrat = 34 suara
PKS = 29 suara
PAN = 24 suara


Selesai penghitungan DPR RI, waktu udah menunjukkan jam 5 sore. Kita panitia+saksi dikasih break, gue langsung caw pulang untuk mandi dan sholat Ashar. Selesai lah semua itu, balik lagi ke TPS dan penghitungan dimulai jam setengah 6 sore. Penghitungan berikutnya adalah untuk pemilihan anggota DPRD DKI Jakarta. TPS gue masuk ke Dapil DKI 6 yang meliputi Makasar, Pasar Rebo, Ciracas, Cipayung. Penghitungan ini sempet kena pending untuk sholat Maghrib dari jam 6 sampe setengah 7 malam. Penghitungan untuk DPRD ini selesai sekitar jam 9 malam. Dan gue harus menerima PKS cuma dapet peringkat kelima di TPS gue. Ini lima besarnya

PDIP = 63 suara
Gerindra = 45 suara
Demokrat = 44 suara
PAN = 30 suara
PKS = 25 suara

Kelar DPRD, masih ada satu kotak lagi yang belum dibuka yaitu kotak suara DPD dari DKI Jakarta. Penghitungan DPD dimulai dari jam 9 malam dan baru selesai jam 11 malam. Ada satu insiden di penghitungan ini yaitu surat suara antar calon yang ketuker. Jadi penghitungannya sampe diulang 2 - 3 kali gara-gara itu. Lepas DPD kelar, saksi tandatangan seluruh Plano besar yang ada di masing2 kotak suara. Tapi tugas saksi belum selesai nih. 
Kita semua saksi yang ada masih nunggu form C1. Nah apasih form C1? Form ini isinya hasil rekapitulasi suara masing-masing calon dan partai yang merupakan kewajiban KPPS untuk ngasih ke saksi. Soalnya dengan C1 ini, saksi dan partai bisa mastiin ada penggelembungan suara atau enggak. Suaranya sesuai apa enggak. Nah C1 inilah yang diminta partai untuk dibawa ke posko. Form C1 ini yang paling ribet. Soalnya harus diisi manual dan ada lembaran C1 yang harus ditandatanganin petugas KPPS+saksi. Singkat cerita, C1 diterima gue dan saksi lain sekitar jam 1 dini hari. 
Setelah C1 gue terima, itu form langsung dibawa ke posko PKS yang letaknya nggak jauh dari rumah. Sampai disana, C1 langsung di scan datanya, dan saksi dapet ongkos jadi saksi hehehe. Ternyata gue bukanlah saksi yang terakhir, beberapa saksi (bahkan perempuan) masih ada yang di TPS karena rekapitulasi belum selesai. Gakebayang tuh bener. Sampe rumah bener-bener udah jam 2 dini hari dan gue langsung tidur. 

Itu deh rasanya jadi saksi pas pemilu 2014 kemarin. Berat, tapi seru. Bisa ketemu dengan orang baru, akrab sama tetangga yang jadi saksi juga. Akrab juga sama panitia KPPS yang juga tetangga. Dan, bisa berpartisipasi mengamankan suara rakyat Indonesia!



"Janganlah Antum pandang remeh kerja mengamankan suara di TPS, karena hal itu bukanlah pekerjaan kecil. Melainkan sebuah finishing touch dari sebuah rangkaian kerja besar untuk membangun kembali peradaban di Republik ini"
- Anis Matta, Presiden PKS



Sekian dulu dehya...
Ohiya mohon doanya untuk seluruh pelajar yang mengikuti UN tahun 2014
Semoga diberikan kelancaran dan kesuksesan. Aamiin

Wassalam

FAUZAN BERCERITA . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates